Rabu, 22 Februari 2012

star delta otomatis


Coba perhatikan lagi gambar hubung star delta yang telah saya perjelas dari gambar artikel sebelumnya di bawah ini:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpQugaSB2HP6C5S4Ogg8qBeyL1IxTOyWHNhS6Xwio54iUZq4ZoQKyzJYwmfqhpXZ9kkMj5oqgWc5pwcvmMamoTSeSuAFYTqHjwNwz_WdCRauedaERiZ7SkGJ5cWN5bOW4FW_IBCG2iHp0/s400/WIRING+STAR+DELTA+1.PNGgbr. wiring star dan delta
Rangkaian star delta ini diawali dengan hubung star terlebih dahulu, setelah itu baru terhubung delta. Penggambarannya sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhptXCmZWiRb8qq02sVWEmhCihbwGEFa2XPet2LJDA3qVldql3xFK4QxWtqWvjQWAzqZy_3NPdCHYDdUEJTOOStvUmUrpUlqEr9DeezNvqvaHR3SiIVv2hwEaeNBeu4OTvCMoVjudIbxWs/s400/WIRING+STAR+DELTA+2.PNGgbr. wiring rangkaian utama star delta
Penjelasan:
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa wiring star delta menggunakan 3 buah kontaktor utama yang terdiri dari K1 (input utama) K2 (hubung star) dan K3 (hubung delta). Dan semua itu disebut juga Rangkaian Utama, yang pemahaman dasarnya telah dibahas pada artikel sebelumnya.

Pada gambar, ketika K1 dan K2 aktif atau berubah menjadi NC maka hubungan yang terjadi pada motor menjadi hubung star, dan ketika K2 menjadi NO maka K3 pada saat yang bersamaan menjadi NC. Dan perubahan ini menyebabkan rangkaian pada motor menjadi hubung delta.

Bagaimana kita membuat K1, K2 dan K3 bekerja secara otomatis merubah hubung motor menjadi star delta?
Perhatikan gambar dibawah ini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgebNOSTuKgzW4aA3JNVBIzJON49V5DpcxFzTNyI8sHchXMVMk1sxVpNJhHsKpKipwTAcGTL290wpZEet048dYfCgOHX_AcQxVqbUpx_NQ1rMnOJWDKdoEw3D5ko67PCYuJDzdGFrC6ejQ/s400/WIRING+STAR+DELTA+3.PNGgbr. wiring diagram star delta

Gambar diatas adalah gambar wiring diagram star delta yang merupakan perpaduan antara interlock kontaktor dan fungsi NO dan NC dari timer. Perhatikan sekali lagi gambar di bawah ini, yang merupakan penjelasan dari gambar diatas.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikU25oJI01HoeyIDOztPgZnn6sNl5ndHt8Fl9M4PJscF0y241wKTALYjqvHYacv0bZD_YjAbrlzbcwRHewd1KTCZYdk5-jHsBfTbtKACEKpI7C2507C-3BuO40gnJgh0s8ShezYeOQnzo/s320/WIRING+STAR+DELTA+4.PNGgbr. penjelasan wiring diagram star delta

Pada kotak yang berwarna pink adalah wiring diagram dari interlock kontaktor, dan kotak yang berwarna hijau adalah kerja dan fungsi dari NO dan NC pada timer. Ketika tombol ON ditekan maka K1 akan bekerja, begitu juga T dan K2 (hubung star). Dalam hal ini K2 akan langsung bekerja karena terhubung pada NC dari T, disaat bersamaan T akan bekerja dan menghitung satuan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dimana setelah habis ketapan waktunya maka NCnya akan berubah menjadi NO begitu juga sebaliknya. Perubahan inilah yang dimanfaatkan untuk menghidupkan K3 (hubung delta). Dan wiring diagram tersebut dikenal juga sebagai Rangkaian Pengendali.
Sebagai finalisasi wiring diagram star delta ini, maka saya tambahkan NC pada K2 dan K3 yang saling bertautan pada masing masing kontaktornya. Arus listrik akan mengalir terlebih dahulu pada NC K3 sebelum masuk koil K2, begitu juga sebaliknya. Hal ini semata-mata untuk menghindari terjadinya kedua kontaktor itu bekerja secara bersamaan bila terjadi hubung singkat, yang bisa menyebabkan kerusakan pada Rangkaian Utamanya, seperti pada gambar dibawah ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHMvpyIABgLI5sDygWQaglx3cxQUjv7S-bjdNa0YxiZrJpSmuVMYOISS1CFywZhUPfUpEg-YhiiIPdO7kKyIZzKe228RGFlap77UC_FAz5oTE37xOGAyHetIcndWbUpTcNQ0rBew57sfE/s400/WIRING+STAR+DELTA+5.PNGgbr. wiring rangkaian pengendali star delta

Cukup itu saja penjelasan dari saya tentang wiring diagram star delta ini. Semoga penjelasan ini menjadi gerbang pembuka untuk mempelajari dan membuat wiring diagram rangkaian otomatis lainnya termasuk dasar pemograman PLC.

Semoga bermanfaat..
__________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com

TDR N TOR


TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.

Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMz8uw3s_xuI_dccCZR88ztLd6sWcT86wrXBZo2mJVydD_2X8gh1PMyiHks-t-JQX3kfegQXD42r_Jy_Yt9Tm2G7oA724Rz7ti12OXS18QGOEB_AoQNXrbKHVG6qtbI0iDdqjCxNkP62o/s320/Time_Relay.jpgFungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.

Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.

Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan memarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor.

Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.

Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
Programmable Logic Controller atau sering disebut dengan PLC, sering kita dengar dalam istilah system control. Kata control dapat diartikan “ mengatur “ atau kata control dalam teknik listrik adalah suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang diinginkan.

Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang diinginkan disebut system control. Pada umumnya system control adalah merupakan suatu kumpulan peralatan elektrik/elektronik, peralatan mekanik, atau peralatan listrik lainnya yang digunakan untuk menjamin stabilitas, transisi yang halus serta akurasi sebuah proses.

Setiap system control memilki tiga elemen pokok, yaitu input, proses, dan output. Pada umumnya input berasal dari tranduser ( suatu alat yang dapat merubah kuantitas fisik menjadi sinyal listrik ). Beberapa contoh tranduser diantaranya dapat berupa tombol tekan, sakelar batas, thermostat, foto elektrik dan lain sebagainya.
Sehingga PLC dapat diartikan  sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi internal seperti timer, counter dan shift register. PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah berupa sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau mesin. Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan secara langsung ke actuator atau transducer tanpa memerlukan relay.

Pada prinsipnya PLC mempunyai tiga bagian pokok yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda, tiga bagian tersebut adalah:
·    Input/Output
·    Memori
·    Pemroses
Input yang diberikan ke PLC disimpan dalam memori, kemudian diproses oleh PLC berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram sebelumnya. Hasil proses adalah berupa output, output inilah yang dipakai untuk mengontrolperalatan. Kerja dari PLC ini sepenuhnya tergantung dari program yang terdapat di memori ini.
Tugas dari bagian pemroses adalah memproses data yang berasal dari input dan kemudian sebagai hasilnya adalah berupa respon (output). Sinyal yang berasal dari bagaian proses ini, berupa sinyal listrik yang kemudian dipakai untuk mengaktifkan peralatan output seperti : motor, solenoid, lampu, katup dan lain sebagainya. Dengan menggunakan peralatan output ini kita dapat merubah besaran / kuantitas listrik menjadi kuantitas fisik.

Sinyal output PLC dikondisikan dan disesuaikan dengan peralatan dari luar PLC. Sebab kadang-kadang PLC dihubungkan secara langsung dengan actuator atau transducer yang terdapat di sistem kontrol. Di pasaran kita temui ada dua macam PLC yaitu PLC jenis Compact dan Modular. Pada PLC jenis Compact antarmuka (interface) I/O sudah menyatu dengan CPU-nya, sedangkan jenis modular antarmuka (interface) berupa modul I/O yang terpisah dengan modul CPU.

PLC dalam system kerjanya didukung oleh memori ( RAM, ROM, EPROM ), saluran-saluran ( Bus ), data, alamat dan control. Dalam pemrogramannya, PLC selain dapat menyimpan data, menghapus tetapi juga dapat diprogram secara berulang. Pemrograman ini dapat dilakukan dengan menggunakan computer, Hand Held Programmer atau Light Pen Programmer. Hubungan antara PLC dan Pemrograman dilakukan secara serial. Kapasitas yang dapat disimpan dalam memori tergantung pada jenis dan tipe PLC.
Dalam melaksankan instalasi PLC, penting sekali mengikuti petunjuk instalasi pengkabelan dan koneksi diterminal masukan dan terminal keluaran, hal ini untuk menghindari kesalahan dan kerusakan akibat kesalahan instalasi.

Struktur PLC dapat dibagi ke dalam empat komponen utama :
1.    Antarmuka ( interface ) input
2.    Antarmuka ( interface ) output
3.    Prosessing Unit ( CPU- Central Prosessing Unit )
4.    Unit memori
Arus informasinya dalam PLC akan mengikuti jalur yang sederhana seperti dibawah ini :
http://2.bp.blogspot.com/_Hv-zqFRGv44/S9AijKKXPQI/AAAAAAAAAM8/pYXvYg88X4E/s320/blkplc.gif

1.    CPU akan membaca “ unit memori “
2.    Memeriksa status “ Antarmuka input “
3.    Memperbaharui status “ CPU “
4.    Memperbaharui status “ Antarmuka output “

PLC dalam aplikasinya banyak dipakai diindustri-industri seperti : industri makanan, industri manufacturing, industri otomotif, industri elektronik, bahkan pada industri perminyakan dan gas bumi. Beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh jika menggunakan PLC dalam aplikasi control di industri.Dapat kita lihat dari beberapa segi, diantaranya :

1.    Ditinjau dari segi biaya,
Jika sebuah aplikasi control yang komplek dan menggunakan banyak relai, maka akan lebih murah apabila kita menggunakan satu buah PLC sebagai alat control. Salah satu masalah apabila aplikasi control  menggunakan relai adalah sama saja dengan mengeluarkan biaya untuk membuat satu rangkaian control yang digunakan untuk satu buah aplikasi control. Ini berarti jika kita akan membuat satu atau lebih rangkaian control yang sejenis akan memerlukan biaya tambahan. Tetapi dengan menggunakan PLC kita dapat membuat rangkaian control yang sejenis tanpa memerlukan biaya tambahan untuk membeli komponen control, sebab komponen control yang diperlukan dalam system control tersebut dapat disimulasikan oleh PLC, seperti timer, counter, register dan sebagainya.

2.    Ditinjau dari segi fleksibilitas
PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan cara memprogram ulang sesuai yang diinginkan, tidak seperti pada control relai kita harus melakukan pengawatan ulang dan ini tentu saja akan memerlukan waktu dan biaya yang lebih mahal.

3.    Ditinjau dari segi kehandalan
PLC jauh lebih handal jika dibandingkan dengan control relai. PLC didesain untuk kerja dengan keandalan yang tinggidan jangka waktu pemakaian yang lama pada lingkungan industri dan ukurannya kecil. PLC ini juga diproteksi terhadap kemungkinan kerusakan akibat induksi pada bagian I/O nya, yaitu dengan cara menggunakan rangkaian isolasi opto ( cahaya ). Dengan menggunakan baterai cadangan ( back -up ) pada RAM atau EPROM untuk menyimpan dan menjaga program aplikasi, maka dapat dijamin pada waktu produksi yang vital tidak akan hilang yang dikarenakan program hilang atau penyimpangan setelah terjadi kesalahan dalam system control.

4.    Mempunyai kemampuan seperti komputer
Pada dasarnya PLC adalah computer juga, dan ini berarti dengan menggunakan PLC dapat mengumpulkan dan memproses data. PLC dapat pula melakukan diagnosa dan menunjukan kesalahan apabila terjadi gangguan, sehingga sangat membantu dalam melakukan pelacakan gangguan. PLC dapat pula berkomunikasi dengan PLC lain termasuk degan computer. Sehingga control dapat ditampilkan dilayar computer, didokumentasikan, serta gambar dapat dicetak pada printer.

5.    Mudah dalam pelacakan gangguan control
Pada layar monitor dapat ditampilkan gambar control, sehingga kita dapat dengan mudah mengamati apa yang terjadi pada system control. Hal ini memungkinkan orang untuk melakukan evaluasi terhadap control dan melakukan pengubahan atau perbaikan dengan memasukan perintah melalui papan ketik  ( Keyboard )       
Label: PLC
Artikel fungsi relay adalah ini melanjutkan artikel komponen elektronika lainnya yang sy tulis untuk kepentingan edukasi supaya bisa bermanfaat untuk pendidikan. Salah satu komponen yg banyak dipergunakan dalam rangkaian modern seperti sekarang ini adalah relay.

Relay adalah sejenis saklar atau switch yg dapat bekerja secara otomatis dengan menggunakan aliran listrik

Fungsi relay adalah untuk menghubungkan dan memutuskan suatu hubungan rangkaian. prinsip kerja relay adalah menggunakan sistem elektromagnetik yg berasal dari sebuah kumparan yg berintikan besi lunak

Berdasarkan jenis posisi hubungan relay dibagi menjadi dua yaitu
1. Normal open atau Normal Buka
2. Normal Close atau Normal Close atau Normal tutup

Thermal Over Load Relay
Fungsi dari Over load relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMHWQiAYZZ0fkPoVAbJrx-uRWkXCX_hQREfIVEDoz3GOC4ex_7jsTLHaAnRcXw0kKZGq3PdfP3xn0yfDaABnYgYuU5LJGE8gicmcaReO9qSNRCkPSCwc7KOfKCIMo_FRK7Ylyc3to2TV4/s320/4606-lr-thermal-overload-relay-1.jpgOver load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.

Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak – kontaknya belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.

STAR DELTA dan kontaktor magnetik serta TOR


Rangkaian Bintang/Star-Delta (Y-Δ) Motor Induksi Tiga Fasa - Secara umum, pengasutan motor induksi dapat dilakukan baik dengan cara menghubungkan rotor secara langsung ke rangkaian pencatu atau dengan menggunakan tegangan yang telah dikurangi ke motor selama periode pangasutan. Pengendalian yang digunakan untuk pengasutan motor pada kedua metode tersebut dapat dioperasikan secara manual atau secara magnetik.

Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran (Direct On Line)


Pengasutan ini digunakan untuk
motor-motor berdaya kecil. Pada cara ini motor dapat diasut pada tegangan saluran penuh dengan menggunakan penstart saluran yang dilengkapi dengan relai termis beban lebih. Cara ini dapat menghasilkan kopel start yang lebih besar mengingat kopel motor induksi berbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang dikenakan. Kelemahan pengasutan cara ini adalah dapat menghasilkan arus start yang besar, karena itulah hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif6teqbTv8LMAV_KEQ8-qlo3JQKGsPYaaK4bcvSM0x_4Dz6_J3ikKnbs2GKIZ7XRn7J5t646tKiu1UFAgP0DYWG_Fr2XXkTU0MtYP73twQqChgXPR7dQyxnqn-UKeIgNUp1CRN-_bBT88/s1600/direct+on+line+motor+induksi.JPG
Gambar rangkaian pengasutan langsung pada saluaran atau Direct On Line (DOL)
Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada saat tombol start S2 ditekan arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – K1. Kontaktor megnetik 1 (K1) bekerja, kontak bantu K1 (NO) menutup dan motor terhubung pada saluran. Untuk selanjutnya, arus akan mengalir melalui F2 – S1 – Kontak bantu K1 – K1.

Pengasutan Motor Induksi dengan menggunakan penstart bintang/Star–delta (Y-Δ)

Pada pengasutan ini selama periode start lilitan motor akan berada dalam hubungan bintang dan setelah selang waktu tertentu akan berpindah ke hubungan lilitan delta. Dengan cara ini kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila motor langsung terhubung delta. Gambar berikut memperlihatkan rangkaian daya dan rangkaian kendali pengasutan star – delta.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoWTuv7o5otixVoXwlIZZAbSMmyG2Vc6aj4Evx7F1RPmcwA2ZughCwX-3hAXPxmX8IXFgmhgxt18-JsENIv5c9fJpc8Kgxp7DV1Zm8R8yuwNIIS6sxH68Otw517_gmZOlseH4TX3N_ORM/s1600/rangkaian+star+delta+motor+induksi.JPG
Gambar rangkaian start motor star/bintang – delta/segitiga
Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh tegangan 220 Volt. Cara kerjanya : jika tombol start S2 ditekan, arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu timer T (NC) – kontak bantu K3 – K1. Kontaktor magnetik 1 (K1) bekerja dan motor terhubung dalam lilitan bintang. Saat itu juga kontak bantu K1 (NC) membuka dan kontak bantu K1 (NO) menutup sehingga arus mengalir melalui F2 – S1 – S2 – kontak bantu K1 (NO) – K2. Kontaktor magnetik 2 (K2) bekerja dan motor terhubung pada sumber tegangan. Pada saat yang sama kontak bantu K2 (NO) menutup dan timer T bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC) membuka sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja), kontak bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalu F2 – S1 – kontak K2 (NO) – kontak bantu T (NO) – kontak bantu K1 (NC) – K3. Kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam belitan delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor dari sumber tegangan.

Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat dibatasi hingga sepertiga kali saja dibandingkan bila lilitan motor langsung terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2zbZwjb1sNe0PtmkwELJv2FCt5hi9JYSTutJPYyh5OpQBP0UEI1P0tjCTPrnHZkiHIOEIO-MfslKdDX4qbpq-apcxLadzPFqhoVTVSSlXP9x60PwC6MIMXwALsihztIkZT46cplbSlz8/s1600/perbandingan+arus+star+dan+delta+motor+induksi.JPG
Hubungan belitan, Tegangan, Arus Star dan Delta
Bila stator dihubung star, maka :
- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U/√3
- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IY
- Arus yang mengalir ditiap belitan akan sama dengan arus arus fasa IY

Bila stator dihubungkan delta, maka :

- Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U
- Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IfΔ
- Arus fasa untuk belitan delta : IΔ = √3 IfΔ

Bila dibandingkan,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiPgI9q9hhsaOh206Mf6Om03Mm1GthRN-qaPy9YdlXaYSuKSSG-T97xp5Omj28tbSjefQCmryDQG8iyaBQsm3Q86tUnJNfGnRUmkFtaIwBuLf51NQDA7Y7JA0f3WRe3fCDwXHKPoolFs0/s1600/perhitungan+perbandingan+arus+star+dan+arus+delta.JPG

Rangkaian Bintang/Star-Delta (Y-Δ) Motor Induksi Tiga Fasa - imroee.blogspot.com

Related Posts by Categories

rangkaian motor 3 fasa forward-reverse otomatis

Prosedur mengoperasikan forward reverse otomatis:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6C58i9qR8-m8iepY5n_NJJNvSB7_OGJ2qbhRiYBQvUfugcYMSuKXVe67V9A-cj1YbA8E9ndRAZAw6pqD0-Kez9Axk3sNkfYqZbGcvlhl0VEfEdafkyh49K35Uvrl-mPrii5DqEFqFMq-x/s400/fro.bmp

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8gGllmk5uuxqziHFpkbQ2iFzumIn4Pma1_LMM8iUHajp0LW7VzRDOmVs5SxvztrXktlBiYLSYsMVj74mfcQXKDq5Rwl4vtvZ-bNIXwwiTwe-4amtPvvXuE5OlB-51jczd7FnW1QmN4Mf5/s320/fro1.bmp

1.      MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2.      Tekan tombol „START-STOP“ untuk tekanan ke 1 maka Motor 3 Fasa bekerja dengan arah putaran maju (Forward) yang ditandai lampu indikator menyala berwarna merah. Setelah beberapa detik sesuai dengan pengesetan Time Delay Relay (T1) maka Motor 3 Fasa mati dan T2 bekerja untuk menunda waktu
3.      Setelah Delay T2 habis maka Motor listrik 3 Fasa berputar mudur (Reverse) yang ditandai dengan menyala lampu warna hijau dan T3 bekerja menunda waktu sesuai pengesetan
4.      Apabila Setting T3 telah habis maka Motor 3 Fasa mati, dan T4 bekerja untuk menunda waktu
5.      Setelah Delay T4 habis maka Motor listrik 3 Fasa kembali berputar maju (Forward). Demikian seterusnya
6.      Untuk mematikan Motor 3 Fasa, tekan tombol „START-STOP“. Untuk tekanan ke 2

Kejadian khusus:

1.        Apabila  rangkaian forward reverse initerjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset ke posisi „ON“
        2.        Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan     ditandai menyala lampu berwarna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset

Related Posts by Categories

Rangkaian Pengendali dan rangkaian daya motor

PENGERTIAN KONTAKTOR DAN TOR

 

PENGERTIAN KONTAKTOR

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs5JxLp3NdySMwl-aC_NWRFMs_I_tRdESByhBm98-3gAgykEIOSMVde_-tK4plTziI_FJlN8J0VQGnltYYd8W_mhwF7oOTLWTQYJpK2dTVEo-CivwR8shIvvhWSb5rDZl-z_I2R_qi1Wld/s320/koil.jpg
Kontaktor ataupun koil merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil (kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak yang bergerak, sehingga kontak NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally close) menjadi lepas dan jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik magnit menarik dan melepas jangkar sehingga menimbulkan getaran).
Koil atau Kontaktor terdiri dari 2 kontak yaitu kontak bantu dan kontak utama.
Kontak bantu : kontak / saklar / swict yang digunakan untuk pengontrol ( arus kecil ) dengan kode angka; 13-14, 21-22, 43-44,31-32.
Kontak utama : kontak yang mampu dialiri arus secara maksimal (arus besar ) dengan kode angka ; 1-2, 3-4, 5-6.

 

Thermal Over Load Relay (TOR)
Thermal Over load relay atau relay beban lebih selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman beban lebih. Apabila terjadi kelebihan beban, hubungan singkat, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naiknya arus secara otomatis, relay ini akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban. Sehingga keamanan beban terjaga.
Over load relay memiliki kontak Bantu NO dan NC. Kontak Bantu NC dipergunakan sebagai pengontrol operasi dari kontaktor penghubung suplai daya ke kumparan motor. Apabila terjadi gangguan arus beban lebih pada saat motor beroperasi, maka kontak Bantu NC akan membuka sehingga suplai daya akan terputus ke kontaktor dan akibatnya motor akan berhenti beroperasi.
Prinsip kerja dari suatu TOR adalah berdasarkan panas yang timbul karena adanya arus listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut akan diubah menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan terbuka sehingga operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja. Adapun kerja TOR ini tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan lamanya gangguan berlangsung
Pada TOR terdapat selektor untuk memilih batasan nilai arus yang diinginkan yang biasanya disesuaikan dengan besar arus nominal beban yang akan dihubungkan.
Gambar 2.20 berikut ini menampilkan bentuk fisik dan simbol dari TOR.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVZvusO_b0Bd3nVGE8aIPV4dgtZ71pSPjBWfHZeECvE6STC2CR0lUPXsQguqsSqo2pPZM_MYhuvRAZtMqsBmRl8HfL56OolJfsI-IKahzUyxmOWoggjEEavQH_nKWAvDRFCtNfyViETA8/s320/f.JPG