Rabu, 22 Februari 2012

TDR N TOR


TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.

Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMz8uw3s_xuI_dccCZR88ztLd6sWcT86wrXBZo2mJVydD_2X8gh1PMyiHks-t-JQX3kfegQXD42r_Jy_Yt9Tm2G7oA724Rz7ti12OXS18QGOEB_AoQNXrbKHVG6qtbI0iDdqjCxNkP62o/s320/Time_Relay.jpgFungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.

Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.

Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan memarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor.

Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.

Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
Programmable Logic Controller atau sering disebut dengan PLC, sering kita dengar dalam istilah system control. Kata control dapat diartikan “ mengatur “ atau kata control dalam teknik listrik adalah suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang diinginkan.

Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang diinginkan disebut system control. Pada umumnya system control adalah merupakan suatu kumpulan peralatan elektrik/elektronik, peralatan mekanik, atau peralatan listrik lainnya yang digunakan untuk menjamin stabilitas, transisi yang halus serta akurasi sebuah proses.

Setiap system control memilki tiga elemen pokok, yaitu input, proses, dan output. Pada umumnya input berasal dari tranduser ( suatu alat yang dapat merubah kuantitas fisik menjadi sinyal listrik ). Beberapa contoh tranduser diantaranya dapat berupa tombol tekan, sakelar batas, thermostat, foto elektrik dan lain sebagainya.
Sehingga PLC dapat diartikan  sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi internal seperti timer, counter dan shift register. PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah berupa sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau mesin. Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan secara langsung ke actuator atau transducer tanpa memerlukan relay.

Pada prinsipnya PLC mempunyai tiga bagian pokok yang masing-masing mempunyai tugas yang berbeda, tiga bagian tersebut adalah:
·    Input/Output
·    Memori
·    Pemroses
Input yang diberikan ke PLC disimpan dalam memori, kemudian diproses oleh PLC berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram sebelumnya. Hasil proses adalah berupa output, output inilah yang dipakai untuk mengontrolperalatan. Kerja dari PLC ini sepenuhnya tergantung dari program yang terdapat di memori ini.
Tugas dari bagian pemroses adalah memproses data yang berasal dari input dan kemudian sebagai hasilnya adalah berupa respon (output). Sinyal yang berasal dari bagaian proses ini, berupa sinyal listrik yang kemudian dipakai untuk mengaktifkan peralatan output seperti : motor, solenoid, lampu, katup dan lain sebagainya. Dengan menggunakan peralatan output ini kita dapat merubah besaran / kuantitas listrik menjadi kuantitas fisik.

Sinyal output PLC dikondisikan dan disesuaikan dengan peralatan dari luar PLC. Sebab kadang-kadang PLC dihubungkan secara langsung dengan actuator atau transducer yang terdapat di sistem kontrol. Di pasaran kita temui ada dua macam PLC yaitu PLC jenis Compact dan Modular. Pada PLC jenis Compact antarmuka (interface) I/O sudah menyatu dengan CPU-nya, sedangkan jenis modular antarmuka (interface) berupa modul I/O yang terpisah dengan modul CPU.

PLC dalam system kerjanya didukung oleh memori ( RAM, ROM, EPROM ), saluran-saluran ( Bus ), data, alamat dan control. Dalam pemrogramannya, PLC selain dapat menyimpan data, menghapus tetapi juga dapat diprogram secara berulang. Pemrograman ini dapat dilakukan dengan menggunakan computer, Hand Held Programmer atau Light Pen Programmer. Hubungan antara PLC dan Pemrograman dilakukan secara serial. Kapasitas yang dapat disimpan dalam memori tergantung pada jenis dan tipe PLC.
Dalam melaksankan instalasi PLC, penting sekali mengikuti petunjuk instalasi pengkabelan dan koneksi diterminal masukan dan terminal keluaran, hal ini untuk menghindari kesalahan dan kerusakan akibat kesalahan instalasi.

Struktur PLC dapat dibagi ke dalam empat komponen utama :
1.    Antarmuka ( interface ) input
2.    Antarmuka ( interface ) output
3.    Prosessing Unit ( CPU- Central Prosessing Unit )
4.    Unit memori
Arus informasinya dalam PLC akan mengikuti jalur yang sederhana seperti dibawah ini :
http://2.bp.blogspot.com/_Hv-zqFRGv44/S9AijKKXPQI/AAAAAAAAAM8/pYXvYg88X4E/s320/blkplc.gif

1.    CPU akan membaca “ unit memori “
2.    Memeriksa status “ Antarmuka input “
3.    Memperbaharui status “ CPU “
4.    Memperbaharui status “ Antarmuka output “

PLC dalam aplikasinya banyak dipakai diindustri-industri seperti : industri makanan, industri manufacturing, industri otomotif, industri elektronik, bahkan pada industri perminyakan dan gas bumi. Beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh jika menggunakan PLC dalam aplikasi control di industri.Dapat kita lihat dari beberapa segi, diantaranya :

1.    Ditinjau dari segi biaya,
Jika sebuah aplikasi control yang komplek dan menggunakan banyak relai, maka akan lebih murah apabila kita menggunakan satu buah PLC sebagai alat control. Salah satu masalah apabila aplikasi control  menggunakan relai adalah sama saja dengan mengeluarkan biaya untuk membuat satu rangkaian control yang digunakan untuk satu buah aplikasi control. Ini berarti jika kita akan membuat satu atau lebih rangkaian control yang sejenis akan memerlukan biaya tambahan. Tetapi dengan menggunakan PLC kita dapat membuat rangkaian control yang sejenis tanpa memerlukan biaya tambahan untuk membeli komponen control, sebab komponen control yang diperlukan dalam system control tersebut dapat disimulasikan oleh PLC, seperti timer, counter, register dan sebagainya.

2.    Ditinjau dari segi fleksibilitas
PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan cara memprogram ulang sesuai yang diinginkan, tidak seperti pada control relai kita harus melakukan pengawatan ulang dan ini tentu saja akan memerlukan waktu dan biaya yang lebih mahal.

3.    Ditinjau dari segi kehandalan
PLC jauh lebih handal jika dibandingkan dengan control relai. PLC didesain untuk kerja dengan keandalan yang tinggidan jangka waktu pemakaian yang lama pada lingkungan industri dan ukurannya kecil. PLC ini juga diproteksi terhadap kemungkinan kerusakan akibat induksi pada bagian I/O nya, yaitu dengan cara menggunakan rangkaian isolasi opto ( cahaya ). Dengan menggunakan baterai cadangan ( back -up ) pada RAM atau EPROM untuk menyimpan dan menjaga program aplikasi, maka dapat dijamin pada waktu produksi yang vital tidak akan hilang yang dikarenakan program hilang atau penyimpangan setelah terjadi kesalahan dalam system control.

4.    Mempunyai kemampuan seperti komputer
Pada dasarnya PLC adalah computer juga, dan ini berarti dengan menggunakan PLC dapat mengumpulkan dan memproses data. PLC dapat pula melakukan diagnosa dan menunjukan kesalahan apabila terjadi gangguan, sehingga sangat membantu dalam melakukan pelacakan gangguan. PLC dapat pula berkomunikasi dengan PLC lain termasuk degan computer. Sehingga control dapat ditampilkan dilayar computer, didokumentasikan, serta gambar dapat dicetak pada printer.

5.    Mudah dalam pelacakan gangguan control
Pada layar monitor dapat ditampilkan gambar control, sehingga kita dapat dengan mudah mengamati apa yang terjadi pada system control. Hal ini memungkinkan orang untuk melakukan evaluasi terhadap control dan melakukan pengubahan atau perbaikan dengan memasukan perintah melalui papan ketik  ( Keyboard )       
Label: PLC
Artikel fungsi relay adalah ini melanjutkan artikel komponen elektronika lainnya yang sy tulis untuk kepentingan edukasi supaya bisa bermanfaat untuk pendidikan. Salah satu komponen yg banyak dipergunakan dalam rangkaian modern seperti sekarang ini adalah relay.

Relay adalah sejenis saklar atau switch yg dapat bekerja secara otomatis dengan menggunakan aliran listrik

Fungsi relay adalah untuk menghubungkan dan memutuskan suatu hubungan rangkaian. prinsip kerja relay adalah menggunakan sistem elektromagnetik yg berasal dari sebuah kumparan yg berintikan besi lunak

Berdasarkan jenis posisi hubungan relay dibagi menjadi dua yaitu
1. Normal open atau Normal Buka
2. Normal Close atau Normal Close atau Normal tutup

Thermal Over Load Relay
Fungsi dari Over load relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMHWQiAYZZ0fkPoVAbJrx-uRWkXCX_hQREfIVEDoz3GOC4ex_7jsTLHaAnRcXw0kKZGq3PdfP3xn0yfDaABnYgYuU5LJGE8gicmcaReO9qSNRCkPSCwc7KOfKCIMo_FRK7Ylyc3to2TV4/s320/4606-lr-thermal-overload-relay-1.jpgOver load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.

Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak – kontaknya belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar